JOURNALTELEGRAF-Kesuburan tanah di lahan pertanian mulai menurun disebabkan pupuk kimia atau pupuk anorganik, hal ini mengkhawatirkan bagi petani. Namun untuk mengembalikan unsur hara dalam tanah di lahan pertanian, petani dapat menggunakan pupuk organik sebagi salah satu solusi meningkatkan kesuburan tanah.
Foto : (istimewa) Dr. Lukman Arif S.Pt.,M.Si |
Ketua komunitas Magau Tolitoli Dr. Lukman Arif mengatakan, selama ini petani lebih tertarik menggunakan pupuk anorganik, padahal di balik itu ada ancaman besar terhadap pertanian.
"Pada masa sekarang ini, petani secara tidak sadar menjadi kecanduan menggunakan pupuk anorganik agar hasil panen melimpah," beber Lukman kepada Journaltelegraf.com, Rabu (1/72020).
Akan tetapi kata dia, penggunaan pupuk anorganik secara jangka panjang dan terus menerus dapat mematikan organisme tanah dan menghabiskan manfaat tanah itu sendiri.
"Guna mengatur pupuk organik, di Kementerian Pertanian sendiri tengah mengeluarkan peraturan Permentan No.70 Tahun 2011 tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah," terangnya.
Selain itu kata Lukman, upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan pupuk organik juga telah memacu tumbuhnya usaha pupuk organik.
Salah satu terobosan baru bagi petani Tolitoli yaitu pupuk organik Magau, yang di produksi oleh komunitas Magau Tolitoli sejak 2019.
Bahkan menurut dia, bahan dari pupuk organik Magau mampu menambah nutrisi bagi organisme tanah.
Diketahui, sampai saat ini pupuk organik ini sudah banyak beredar di daerah Kabupaten Tolitoli.
"Alhamdulillah, Masyakarat Tolitoli sudah banyak merasakan manfaat dari pupuk organik yang kami produksi, di karenakan pupuk ini sesuai dengan kebutuhan tanah dan hasilnya juga sesuai harapan kita, baik tanaman jangka pendek maupun tanaman jangka panjang," paparnya.
Ketua komunitas Magau ini menjelaskan, penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan tentu mempengaruhi kesuburan fisik, kesuburan biologi dan kesuburan kimia dalam tanah, padahal idealnya kadar bahan organik di dalam tanah harus lebih dari lima persen.
"Populasi mikroba di dalamnya lebih dari 105 cfu/g bk, serta tersedianya unsur hara makro dan mikro. Dengan demikian akan didapat mengembalikan kesuburan tanah yang ideal," tutup Lukman.
Reporter : Legitha Aswardy
Efitor : Ewin Agustiawan
Efitor : Ewin Agustiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar