Ads

Jumat, 19 Juni 2020, Juni 19, 2020 WIB
Last Updated 2020-06-19T14:27:54Z
Agama

KWI: Kami Hati-Hati Agar Tempat Ibadah Tidak Jadi Kluster



JOURNALTELEGRAF-  Ketua Komisi Hubungan Antar Keyakinan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Romo Agustinus Heri Wibowo menyambut baik terbitnya Surat Edaran Menteri Agama tentang Panduan Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan dalam Mewujudkan Masyarakat Produktif dan Aman Covid di Masa Pandemi. 


Foto : (istimewa)Talk show INFO CORONA bertajuk 'Kapan Kembali Beribadah di Gereja?

"Kami sangat hati-hati supaya kegiatan keagamaan dan tempat ibadah tidak menjadi kluster baru, disiplin terhadap protokol kesehatan dan taat pada kebijakan pemerintah. prinsip mengedepankan protokol kesehatan dan taat aturan," demikian yang disampaikan Romo Heri dalam Talk show INFO CORONA bertajuk 'Kapan Kembali Beribadah di Gereja?', Jumat (19/06/2020).

Talk show yang digelar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 disiarkan melalui media sosial BNPB,  membina 37 keuskupan yang tersebar di 34 provinsi.

Diketahui jumlah tersebut, saat ini masih ada 57% keuskupan yang belum mengadakan ibadah fisik di gereja, prosesi ibadah digelar dalam jaringan (daring) atau online.

“Sebanyak 43% keuskupan sudah dibuka untuk ibadah, tapi tidak langsung 100%, menyesuaikan situasi masing-masing yang disiapkan protokol dengan ketat, serta berkoordiasi dengan pemerintah terkait perizinan,” terang Romo Heri.

Romo Heri juga berujar, ibadah memang diserahkan pada masing-masing keuskupan karena kondisi daerah berbeda-beda. Keuskupan yang lebih tahu kondisi daerahnya. Lalu diturunkan kepada paroki.

Terkait itu semua, Romo Heri menjelaskan secara umun, standar protokol kesehatan betul-betul diupayakan untuk dilaksanakan. Bahkan, ada tim khusus yang mempersiapkan kapan masa ibadah akan mulai dibuka, bulan Juni ini menjadi masa edukasi. 

“Kebijakannya tidak murni mengikuti aturan pemerintah yang 50%. Kami lebih ketat lagi menjadi 20-40%. Aturannya, jaga jarak, gunakan masker, hand sanitiser jika diperlukan face shield. Lagu yang tadinya banyak dikurangi. Salam damai cukup membungkukan tangan,” tuturnya. 

Meski demikian ia mengjimbau kepada umat Katolik jangan takut, tetap tenang, dan percaya pada penyelenggaraan Ilahi.
Ia menegaskan umat diminta tetap waspada dan mematuhi prokol kesehatan.

“Mari saling tolong-menolong dengan cara kreatif dan peduli pada kesusahan sehingga bisa beribadah dengan aman, sehat dan produktif. Semoga Covid-19 segera teratasi,” ajaknya.

Reporter/Editor : Ewin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar