Ads

Kamis, 11 Juni 2020, Juni 11, 2020 WIB
Last Updated 2020-06-12T15:53:19Z
fabian manoppopemprov sulut

Akademisi Unsrat Prof, Fabian Manopo: Secara Pribadi Menolak Pembangunan Proyek Jembatan Karena Ada Dampak

Foto : (istimewa) Sosialisasi Proyek Jembatan Tol Manado-Bitung, diKantor Gubernur lantai 2 ruang tumbelaka

JOURNALTELEGRAF - Rekomendasi Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono untuk menggeser proyek jalan tol Manado-Bitung di mata air Aerujang di Kelurahan Girian Permai Kecamatan Girian rupanya tak diindahkan Balai Jalan.

Tergambar dalam pembahasan soal pembangunan jembatan tol Manado-Bitung di mata Aerujang yang diselenggarakan oleh Pemerintah Provinsi dengan mengundang berbagai pihak terkait; Balai Jalan, Balai Sungai, Kapolres Bitung dan Wali Kota Bitung serta Pemangku Masyarakat Adat Danowudu di Kantor Gubernur Lantai 2 ruangan Tumbelaka. Kamis (11/06/2020).

Pertemuan yang awalnya diseting tanpa ada sesi tanya jawab karena bersifat sosialiasi  berkembang menjadi dialog tanpa ujung.

Apalagi terkesan moderator yakni Assisten II Pemprov Sulut langsung ingin menyudahi pertemuan itu, sudah terlihat pada surat undangan sosialisasi pada rabu (10/06/2020), tanpa ada nomor surat dan cap oleh Sekda Pemprov Sulut.

Hal ini langsung dicegah oleh Pemangku Masyarakat Adat Danowudu, Neltje Tengker yang menyatakan, pertemuan ini digelar untuk konsultasi dengan masyarakat tapi kenapa masyarakat yang diundang tidak diberikan kesempatan.

Mendengar pernyataan itu, pertemuan kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan Neltje langsung menyatakan tetap menolak jembatan Ranowulu jika tidak di geser dari lokasi mata air Aerujang.

"Pernyataan Manteri PUPR di mata air Aerujang, proyek tol harus di geser ke Selatan, tapi kenapa perubahan yang dilakukan hanya memperpanjang jarak pilar jembatan dan ini adalah masalah," kata Neltje.

Dirinya juga mempersoalkan penelitian struktur tanah di tempat tersebut karena kuat dugaan para peneliti tidak langsung turun ke lapangan.

"Saya mencurigai hasil ini, sudah digunakan di tempat lain dan di salin jembatan ini," katanya.

Menanggapi pernyataan Neltje itu, Prof Fabian Manopo, akademisi Unsrat yang membuat kajian teknis pembangunan tol di mata air Aerujang  mengatakan jika dirinya yang menyusun kajian teknis namun untuk turun lapangan dilakukan oleh tim.

"Ada tim yang bekerja dilapangan mengumpulkan data nanti saya yang kelolah," kata Fabian.

Fabian juga mengaku hanya mengerjakan apa yang diminta Balai Jalan.

"Namun sebenarnya pada prinsipnya jika saya secara pribadi menolak pembangunannya karena ada dampak dari pembangunannya," katanya.

Reporter : Alfonds Wodi
Editor : Ewin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar