Ads

Senin, 01 Juni 2020, Juni 01, 2020 WIB
Last Updated 2020-06-01T03:10:21Z
Egy MassadiahOpini

Catatan Egy Massadiah : Diplomasi Sarang Walet, Tandai Fase Baru Covid-19

JOURNALTELEGRAF - Dua Menko dan tiga menteri hadir hampir bersamaan di Markas Gugus Tugas Graha BNPB. Mereka adalah Menko Polhukam, Menko PMK, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Agama. Kejadiannya Sabtu malam 29 Mei 2020.


Ada apa? Begini, sebelumnya, pada Jumat 28 Mei malam Presiden RI memberikan intstruksi penting kepada Ka Gugas.

Nah, seusai menerima instruksi Presiden itulah, respon sigap Letjen Doni berkoordinasi dengan para menko dan menteri dalam kapasitas mereka sebagai Dewan Pengarah Gugus Tugas.

Sebelum acara tertutup itu dimulai, para menko dan menteri singgah di ruang kerja Doni Monardo di lantai 10. Apakah ada bisik-bisik rahasia, mengingat sebuah topik penting segera dibincangkan?

Hmm.... Dengan tetap jaga jarak, Doni Monardo sigap sebagai tuan rumah yang baik. Dari tangannya sendiri, Doni menyendok dan menyuguhkan minuman sarang burung walet, dan membagikannya kepada Mahfud MD, Muhadjir Effendy, Terawan, Fachrul Razi, dan Tito Karnavian.

“Silakan dicicipi minuman sarang burung walet. Ini bagus untuk meningkatkan daya tahan tubuh,” ujar Doni Monardo, ramah.

Begitulah Doni Monardo, getol mengkampanyekan semboyan 4 sehat 5 sempurna era Covid-19: 1) gunakan masker; 2) jaga jarak, physical dan social distancing; 3) rajin cuci tangan dengan sabun, 4) olahraga teratur, istirahat yang cukup serta tidak panik; 5) makanan yang bernutrisi. Mengonsumsi sarang burung walet, termasuk penyempurna slogan itu.

*Liur Yang Mengeras*

Sarang burung walet, menjadi santapan raja-raja sejak Dinasti Ming, abad ke-7 di Tiongkok. Burung ini mungil saja rupanya. Mirip burung gereja. Bedanya, burung walet bukan sembarang burung. Sangat eksklusif. Hanya berkelompok dengan sesama walet.

Kedua sayapnya sangat kokoh, sehingga bisa terbang sangat cepat dan bermanuver sangat lincah. Tidak pernah hinggap di pohon. Ia mencari mangsa serangga, lalu pulang. Rumahnya tidak di sembarang pohon, tetapi di dinding-dinding gua. Semakin lembab gua, semakin disuka.

Pola hidup bersih, serta senantiasa menjaga jarak dengan burung yang lain, selaras dengan semboyan 4 sehat 5 sempurna era Covid-19 yang digulirkan Gugus Tugas, seperti tersebut di atas.

Sarang burung walet terbuat dari air liur burung walet yang secara bertahap akan mengeras dengan sendirinya. Biasanya, burung walet bersemayam di dalam gua, sehingga liur tersebut dapat berfungsi sebagai perekat sarang ke langit-langit atau dinding teratas gua agar tidak mudah terjatuh.

Air liur burung walet ini tentu saja bukan seperti air liur pada umumnya. Air liur ini mengandung protein, kalsium, zat besi, kalium, dan magnesium.

Beberapa manfaat lain sarang burung walet, kaya asam amino penting, di antaranya asam aspartat dan prolin yang berguna untuk regenerasi sel. Sistein dan fenilalanin, untuk meningkatkan kerja memori, kerja impuls saraf, dan kerja penyerapan vitamin D dari sinar matahari.

Tak heran jika sarang walet terbilang mahal harganya. Sebelum wabah Covid-19, harga per kilogram bisa mencapai Rp 13 juta. Tetapi sejak pandemi corona, harganya turun setengahnya, karena China sebagai pengimpor terbesar sarang burung walet Indonesia, menghentikan sementara impornya.

Perihal minuman sarang burung walet yang disajikan malam itu, Doni mendapat kiriman dari seseorang yang mengapresiasi kerja total Gugas dalam bekerja untuk penanganan percepatan Covid 19.

*Empat Jenderal*

Selesai menikmati minuman sarang burung walet, dua menko dan tiga orang menteri, diiringi Ketua Gugus Tugas naik ke lantai 15, untuk menggelar rapat koordinasi terkait pemberlakuan fase new normal, yang akan dimumkan keesokan harinya (Sabtu, 30/5/2020).

Sebelum para menteri dan menko memberikan tanggapan, terlebih dahulu Ketua Dewan Pakar Gugas Prof Wiku Adisasmito ditemani dr Dewi Nur Aisyah ahli epidemiologi memaparkan data data terkait Covid di Indonesia yang dihimpun sejak Gugas dibentuk.

Selanjutnya Menko Muhadjir sebagai Kepala Dewan Pengarah tampil memberi sambutan. Lulusan S3 bidang sosiologi militer Program Doktor Universitas Airlangga ini melakukan ice breaking dengan berkelakar, “Di sini ada dua menko sipil, tapi yang lainnya para jenderal,” ujarnya sambil menunjuk 4 jenderal yang berjejer di podium depan.

Benar, selain Letjen TNI Doni Monardo sebagai Kepala Gugus Tugas, di situ hadir jenderal lain, seperti Letjen TNI (Pur) Terawan, Jenderal TNI (Pur) Fahcrul Razi, dan Jenderal Pol Tito Karnavian. Harusnya masih ada satu jenderal lagi, tetapi berhalangan, yakni Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Letjen TNI (Pur) Hinsa Siburian.

*New Normal*

Saat manggung di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha BNPB keesokan harinya, Doni Monardo menyampaikan data kabupaten/kota yang saat ini berada di zona hijau, untuk melaksanakan kegiatan masyarakat produktif dan aman Covid-19.

“Atas arahan Bapak Presiden, pengendalian Covid-19 harus berbasis data dan fakta di lapangan. Gugus tugas dalam mengambil keputusan selalu melibatkan para pakar, para ilmuwan, dan berpedoman pada standar internasional,” ungkap Kepala Gugus Tugas Covid-19, Letjen TNI Doni Monardo Sabtu (30/5/2020).

Kepada 102 wilayah yang masuk kategori zona hijau, Doni Monardo sangat mengharap agar tiap-tiap kabupaten/kota tersebut dapat tetap meneruskan anjuran pemerintah untuk selalu menegakkan protokol kesehatan secara ketat, penuh kehati-hatian dan tetap waspada terhadap ancaman COVID-19.

“Perhatikan pula ketentuan tentang testing yang masif, tracing yang agresif, isolasi yang ketat serta treatment yang dapat menyembuhkan pasien Covid-19,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Doni memberikan arahan kepada para bupati dan walikota, selaku ketua Gugus Tugas tingkat kabupaten/kota, agar proses pengambilan keputusan harus melalui Forkompimda dan DPRD serta segenap komponen ‘pentaheliks’ yang meliputi pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan media.

Dalam proses tersebut, Ketua Gugus Tugas berharap agar para bupati/walikota dapat melakukan konsultasi dan koordinasi yang ketat dengan pemerintah provinsi, khususnya kepada gubernur. Proses pengambilan keputusan tersebut juga harus melalui tahapan prakondisi, yaitu edukasi, sosialisasi, kepada masyarakat, dan juga simulasi sesuai dengan sektor atau bidang yang akan dibuka.

Adapun sektor yang dimaksud adalah seperti pembukaan rumah ibadah masjid, gereja, pura, vihara. Selain itu juga pasar atau pertokoan, transportasi umum, hotel, penginapan, dan restoran, perkantoran, dan bidang-bidang lain, yang dianggap penting, namun aman dari ancaman Covid-19.

"Tahapan-tahapan sosialisasi tersebut, tentunya harus bisa dipahami, dimengerti, dan juga dipatuhi oleh masyarakat,” jelas Doni.

Lebih lanjut, Gugus Tugas Pusat meminta setiap daerah menyiapkan manajemen krisis untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Dalam hal ini, waktu _(timing)_ dan sektor yang akan dibuka kembali, ditentukan oleh bupati dan walikota di daerah.

Apabila dalam perkembangannya, ditemukan kenaikan kasus, maka Tim Gugus Tugas tingkat kabupaten/kota bisa memutuskan untuk melakukan pengetatan atau penutupan kembali.

“Gugus Tugas Pusat bersama pemerintah provinsi, yaitu Gugus Tugas tingkat provinsi akan senantiasa memberikan informasi, pendampingan, dan evaluasi, serta arahan sesuai dengan perkembangan keadaan,” pungkas Doni bersemangat.

Semangat pagi. (***)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar