Ads

Rabu, 04 Maret 2020, Maret 04, 2020 WIB
Last Updated 2020-03-03T05:39:37Z
BITUNGBMKGHEADLINENASIONAL

Monsoon Asia Penyebab Hujan Deras Landa Sulut

Foto: (istimewa)

JOURNALTELEGRAF-“Monsoon Asia masih mempengaruhi cuaca di wilayah Indonesia, hal ini diakibatkan karena posisi matahari yang cenderung berada ada di belahan bumi bagian Selatan (saat ini sekitar 7°LS) sehingga banyak terbentuk sistem tekanan rendah di selatan khatulistiwa yang menarik massa udara dari Asia dan Samudra Pasifik yang banyak mengandung uap air,” ujar Ricky D. Aror Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Bitung. Selasa (03/03/2020).

Menurut Aror hal ini yang mengakibatkan sejumlah titik di Indonesia khususnya di Provinsi Sulawesi Utara sehingga mengalami dampak terjadi hujan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.

“Aliran udara yang masuk dari Samudra Pasifik mengalami perlambatan kecepatan akibat adanya nya belokan angin di sekitar khatulistiwa. Hari ini ini juga kemudian memicu banyak tumbuhnya awan di wilayah Indonesia termasuk wilayah Sulawesi Utara,” tambahnya.

Hal ini terpantau dari citra satelit lanjutnya, yang menggambarkan banyaknya daerah berwarna jingga hingga merah di wilayah Sulawesi Utara yang mengindikasikan adanya awan-awan konvektif yang mengandung hujan di wilayah Sulut.

Posisi matahari akan kembali di khatulistiwa sekitar tanggal 21 Maret setiap tahunnya. Dengan kata lain sebenarnya itu merupakan titik balik dari monsoon Asia menjadi monsoon Australia; arah angin yang sebelumnya cenderung dari belahan bumi bagian utara ke belahan bumi bagian selatan akan berubah dari selatan ke utara.

“Namun periode monsoon Asia bisa berlangsung hingga bulan April sebelum masuk musim pancaroba atau transisi ke musim kemarau,” terangnya.

Aror menjelaskan kondisi lokal seperti topografi dan daerah kepulauan sangat mempengaruhi cuaca di Sulawesi Utara. Oleh sebab itu ukuran awan-awan yang terbentuk di wilayah Sulawesi Utara menjadi lebih bervariasi.

Sedangkan untuk hujan yang turun secara mendadak bahkan terkadang disertai dengan angin kencang secara tiba-tiba biasanya berasal dari awan-awan cumuliform seperti awan kumulonimbus (Cb).

Masa tumbuh dari setiap awan pun berbeda-beda. Waktu yang diperlukan oleh awan-awan cumuliform dari tubuh hingga punah bahkan bisa saja hanya berlangsung kurang dari 1/2 jam.

“Hujan yang cenderung berlangsung pada waktu yang lama biasanya berasal dari awan-awan stratiform yang menyebabkan hujan secara kontinu yang disebabkan oleh kenaikan udara cara skala makro atau konvergensi ataupun topografi,” jelasnya.

Arir juga menghimbau masyarakat untuk tetap Waspada dan terus memantau informasi cuaca dari BMKG yang secara lengkap bisa diakses melalui website https://www.bmkg.go.id/ sedangkan khusus informasi cuaca kemaritiman bisa mengakses melalui https://peta-maritim.bmkg.go.id/.

Reporter/Editor: Richardo Pangalerang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar