Ads

Kamis, 13 Februari 2020, Februari 13, 2020 WIB
Last Updated 2020-02-12T16:00:20Z
Pariwisata

Dampak Virus Corona, Potensi Kerugian Sektor Pariwisata Indonesia Diperkirakan Rp 38,2 Triliun

JOURNALTELEGRAF - Potensi kerugian sektor pariwisata akibat serangan virus korona diperkirakan mencapai USD 2,8 miliar atau setara Rp 38,2 triliun.

Foto: Wishnutama Kusubandio, Menteri Pariwisata

Hal ini dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio.

“Karena ini kan masih bergerak, kita bisa tahu ruginya berapa kalau korona udah berhenti kalau kita ‘average’ (rata-rata) setahun dari China saja dengan dua juta jumlah wisatawan kan sudah USD2,8 miliar kerugian misalnya,” kata Wishnutama dikutip dari Antara, Rabu (12/2/2020).

Angka tersebut, lanjut Wishnutama, jika dihitung dari kunjungan jumlah wisatawan Tiongkok selama satu tahun dimana rata-rata capai dua juta wisatawan.

“Jadi, memang ini mengukurnya tidak sesederhana kalau sudah semua selesai, tapi yang kita tahu Tiongkok wisatawannya dua juta. Artinya kalau terjemahkan ke devisa USD2,8 miliar, tinggal hitung aja nanti berapa lama masa virus berkembang,” katanya.

Lanjutnya, potensi kerugian tersebut, karena pada rentang Februari hingga Maret biasanya para wisatawan tengah memesan pesawat ataupun hotel (booking period) persiapan liburan musim panas.

“Kalau Februari sampai Maret ini kan booking period. Sekarang  wisatawan sedang pesan transportasi dan hotel untuk liburan musim panas. Ini juga akan punya dampak, kalau misalnya virus korona ini April selesai, itu imbasnya ke liburan musim panas," katanya.

Namun, lanjut dia, angka pasti kerugian bisa dihitung setelah dampak dari virus korona selesai, tetapi setelah itu juga masih terdampak efek sampingnya.

“Belum lagi dampak lainnya atau dampak setelah virus ini selesai dan juga ada tren menurun juga keinginan orang untuk berwisata,” katanya lagi.

Bandara-bandara yang menjadi hub internasional, seperti Singapura dan Hongkong juga menjadi sepi.

“Dan hub-hub Singapura dan Hong Kong meskipun tidak dari Tiongkok ada kecenderungan sepi sekarang. Itu juga punya dampak,” katanya.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, kontribusi kunjungan wisatawan mancanegara Tiongkok termasuk tertinggi, yakni dua juta wisman dengan total belanja USD14 ribu per kunjungan atau Rp192 juta.

Sementara itu, target perolehan devisa dari sektor pariwisata direncanakan mencapai USD21 miliar pada 2020 atau lebih besar USD1 miliar dari realisasi 2019 sebesar USD20 miliar atau Rp275 triliun.

Editor : Arham Licin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar